1.
Falsafah
Ilmu Pengetahuan
Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat, digunakan untuk memahami dan
mereaksi dunia pemikiran. Sedangkan filsafat sebagai philosophy of life (pandangan
hidup) ini sangat penting untuk dipelajar, Dalam
mencari kebenaran ini, mereka mendasarkan kepada pemikiran dan logika dan
bahkan berspekulasi. kajian secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan, sehingga filsafat ilmu pengetahuan dapat menjawab beberapa persoalan, seperti:
- Persoalan dalam landasan dimensi aksiologis
- Persoalan dalam landasan dimensi Ontologis
- Persoalan dalam landasan dimensi epistemologis
1.1 Pengertian Filsafat dan
Ilmu Pengetahuan
Filsafat ilmu
pengetahuan lahir sebagai ilmu tersendiri adalah sebagai akibat
profesionalisasi dan spesialisasi ilmu ilmu alam. Filsafat ilmu
pengetahuan pertama tama berusaha menjelaskan unsur unsur yang terlibat dalam
proses penelitian ilmiah yaitu: Prosedur prosedur pengamatan, pola pola
argumen, perhitungan, metode penyajian, perandaian metafisik dan lainnya. Pengertian filsafat sesuai dengan
terminologinya yaitu:
a.
Filsafat adalah upaya spekulatif
untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
b.
Filsafat adalah upaya melukiskan
hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
c.
Filsafat adalah untuk menentukan
batas batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakekatnya, keabsahannya, dan
nilainya.
d.
dFilsafat adalah penyelidikan kritis
atas pengandaian pengandaian dan pernyataan pernyataan yang diajukan oleh
berbagai bidang pengetahuan.
e.
Filsafat adalah berupaya untuk
membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk mengatakan apa yang Anda
lihat.
Pengertian ilmu dalam kamus bahasa Indonesia adalah penegtahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem, menurut metode metode tertentu,
yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala gejala tertentu di bidang itu.
Ciri ciri
utama ilmu pengetahuan sesuai dengen terminologinya antara lain:
1).
Ilmu pengetahuan adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren,
epiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Hal ini beda dengan iman,
yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan pengahayatan
serta pengalaman pribadi.
2).
Ilmu pengetahuan berbeda dengan pengetahuan, sebab
ilmu pengetahuan tidak pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu
putusan tersendiri, melainkan ilmu pengetahuanmenandakan seluruh kesatuan
ide yang mengacu ke objek (alam objek) yang sama dan saling berkaitan secara
logis. Oleh sebab itu, koherensi sistematik adalah hakikat ilmupengetahuan.
3).
Ilmu pengetahuan tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan
dengan masing masing penalaran perorangan, sebab
ilmu pengetahuan dapat memuat di dalamnya dirinya sendiri
hipotesis-hipotesis dan teori teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.
4). Berkaitan dengan konsep
ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode metode
yang berhasil dan hasil hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada
semua pencari ilmu.
5). Ciri hakiki dari ilmu ialah
metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan
penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide
yang terpisah.
1.2 Hubungan antara
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
Filsafat adalah sumber dan dasar dari
cabang-cabang filsafat yang lain termasuk didalamnya adalah filsafat ilmu.
Filsafat ilmu dari berbagai kalangan filsuf dianggap sebagai suatu cabang
filsafat yang sangat penting dan mesti dipelajari secara mendalam. Filsafat
tentunnya sangat berbeda dengan ilmu karena untuk mengkaji dan mengetahui
apakah sesuatu itu adalah ilmu ternyata dasarnya adalah dengan jalan berfikir
secara mendalam atau berkontemplasi. Sebab baik
filsafat maupun ilmu pengetahuan sama-sama pengetahuan yang metodis,
sistematis, koheren dan mempunyai obyek material dan formal. Yang
membedakan diantara keduanya adalah: filsafat mempelajari seluruh
realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau
bidang tertentu.
Filsafat
membantu ilmu pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggungjawabkan
ilmunya. Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap
langkah langkah harus terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan
dan harus dipertahankan secara argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang
obyektif (dapat dimengerti secara intersuyektif).
1.3 Manusia dan Ilmu
Pengetahuan
Kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami
lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia Berfikir,
dengan Berfikir manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan
memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari
aktivitas Berfikir, oleh karena itu sangat wajar apabila Berfikir merupakan
konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan manusia di muka bumi,
ini berarti bahwa tanpa Berfikir, kemanusiaan manusia pun tidak punya
makna bahkan mungkin tak akan pernah ada. Manusia
bila dibanding dengan hewan maka tubuh manusia lemah. Gajah dapat mengangkat
beban yang sangat berat, kuda dapat berlari sangat cepat. Mengingat manusia
mempunyai akal dan budi serta kemauan yang sangat kuat. Sehingga manusia dapat
mengangkat beban lebih berat dan berlari sangat cepat bila dibanding dengan
gajah dan kuda yaitu, menusia dengan akal dan budi dapat menciptakan teknologi
berupa mesin hidrolik dan pesawat jet.
Kuriositas atau rasa ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu,tetapi didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk dapat mempertahankan hidupnya, dan sifatnya tetap sepanjang tahun.Manusia disamping mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan budi
Pengetahuan adalah kumpulan fakta-fakta. Tanggapan terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan. Perkembangan pengetahuan karena didorong dua faktor pertama untuk memuaskan diri guna memahami hakekat kebenaran dan kedua untuk meningkatkan status (taraf hidup).
Kuriositas atau rasa ingin tahu manusia terus berkembang. Hewan juga mempunyai rasa ingin tahu,tetapi didorong oleh naluri (insting). Naluri hewan bertitik tolak untuk dapat mempertahankan hidupnya, dan sifatnya tetap sepanjang tahun.Manusia disamping mempunyai kuriositas juga dilengkapi akal dan budi
Pengetahuan adalah kumpulan fakta-fakta. Tanggapan terhadap gejala-gejala alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan. Perkembangan pengetahuan karena didorong dua faktor pertama untuk memuaskan diri guna memahami hakekat kebenaran dan kedua untuk meningkatkan status (taraf hidup).
Dorongan pertama akan memperoleh pengetahuan murni (teroritis) dan dorongan kedua akan memperoleh pengetahuan praktis (aplikasi) atau ilmu terapan, ilmu alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat dinamis, artinya kegiatan yang tiada henti. Dari hasil percobaan akan memperoleh konsep (teori) baru yang selanjutnya akan mendorong manusia untuk melakukan percobaan, demikian seterusnya.
2. Penelitian
dan Ilmu Pengetahuan
Hubungan Ilmu
dan penelitian. Ilmu dan penelitian mempunyai hubungan yang sangat erat.
Menurut Almack (1930), hubungan ilmu dan penelitian adalah seperti
hasil dan proses. Penelitian adalah proses sedangkan hasilnya adalah ilmu. Akan
tetapi, Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian adalah
sama-sama proses, sehingga ilmu dan penelitian adalah proses yang sama. Hasil
dari proses tersebut adalah kebenaran (truth).
Ilmu adalah
suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi. Kita juga telah
mengetahui penelitian, yaitu suatu penyelidikan yang hati-hati serta
teratur dan terus-menerus untuk memecahkan suatu masalah.
Sedangkan berfikir reflektif, sebagai suatu proses memecahkan sesuatu
dalam menghadapi kesulitan.
2.1 Pengertian Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung
menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan
meramalkan fenomena-fenomena [1].
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode
ilmiah sebagai tata cara
sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara
untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis
yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.
2.2 Hubungan Penelitian dengan Ilmu Pengetahuan
Ilmu dan penelitian adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan
penelitian adalah hal yang sama. Hasil dari proses tersebut adalah kebenaran
(truth). Bagaimana pula hubungan antara berpikir, penelitian dan ilmu Konsep berpikir, ilmu dan penelitian juga sama. Berpikir,
seperti halnya dengan ilmu, juga merupakan proses mencari kebenaran. Perlu juga
disinggung bahwa kebenaran yang diperoleh melalui penelitian terhadap fenomena
yang fana adalah suatu suatu kebenaran yang telah ditemukan melalui proses ilmiah,
karena penemuan tersebut dilakukan secara ilmiah.
2.3 Langkah-langkah Penelitian Ilmiah
Adapun Proses pelaksanaan penelitian
ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan prinsip metode ilmiah.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan penelitian ilmiah
adalah sebagai berikut:
1.
mengidentifikasi dan merumuskan
masalah
2.
melakukan studi pendahuluan
3.
merumuskan hipotesis
4.
mengidentifikasi variabel dan
definisi operasional variabel
5.
menentukan rancangan dan desain
penelitian
6.
menentukan dan mengembangkan
instrumen penelitian
7.
menentukan subjek penelitian
8.
melaksanakan penelitian
9.
melakukan analisis data
10.
merumuskan hasil penelitian dan
pembahasan
11.
menyusun laporan penelitian dan
melakukan desiminasi.
Berikut kita bahas setiap langkah-langkah penelitian ilmiah (scientific research) itu, berikut ini.
Ø Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Sebagaimana halnya dalam metode
ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari adanya permasalahan
yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu dilakukan
identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar
rumusan masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam
penelitian ilmiah tersebut memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian.
Identifikasi masalah dirumuskan bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah,
berdasarkan fakta dan data yang ada di lapangan. Identifikasi masalah pada
umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif, sementara rumusan masalah
ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).
Ø Melakukan Studi Pendahuluan
Di dalam penelitian ilmiah, perlu
dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat melakukannya dengan
menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan teori yang
dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian
nantinya. Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan
teori yang kukuh dan relevan. Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian,
namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya, perlu dilakukan usaha
memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih
fokus pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa
yang nantinya akan dibutuhkan.
Ø Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah
penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif. Dengan menyatakan
hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus
terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis, seorang
peneliti tidak perlu lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak
dibutuhkannya, karena data yang diambilnya melalui instrumen penelitian
hanyalah data-data yang berkaitan langsung dengan hipotesis. Data-data ini
sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan anggapan
dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga
ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar.
Ø Mengidentifikasi Variabel dan Definisi
Operasional Variabel
Sebuah variabel dalam penelitian
ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi sebagai akibat adanya
fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah yang
diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap
selanjutnya, setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu
membuat definisi operasional variabel itu sesuai dengan maksud atau tujuan
penelitian. Definisi operasional variabel adalah definisi khusus yang
dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan
definisi konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.
Ø Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian
Rancangan penelitian sering pula
disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian merupakan prosedur atau
langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman dalam
melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan
penelitian harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang
prosedur yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang
telah ilakukan peneliti.
Ø Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
Apakah yang dimaksud dengan instrumen
penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik pengumpulan
data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang
dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan
instrumen penelitian, perlu dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah
satu kriteria pertimbangan yang dapat dipakai untuk menentukan instrumen
penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan
untuk penelitian-penelitian tertentu.
Ø Menentukan Subjek Penelitian
Orang yang terlibat dalam penelitian
ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek penelitian. Seringkali
subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila
penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah
populasi penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal
ini dikarenakan, penelitian yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian
akan menyimpulkan hasil penelitian yang berlaku umum terhadap seluruh populasi,
walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel yang jumlah jauh lebih kecil
dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah akan
mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula.Sampel yang dipilih
harus merepsentasikan populasi penelitian.
Ø Melaksanakan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses
pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan penelitian yang telah
dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati
karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran
data penelitian tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang
dilakukan.Seringkali peneliti saat berada di lapangan dalam melaksanakan
penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya tampak penting
dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah
dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian
yang telah dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap
subjek penelitian, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung
dan data tidak langsung. Data langsung adalah data yang diperoleh secara
langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian), sementara data
tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara
langsung dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu
misalnya wawancara menggunakan telepon, dan sebagainya.
Ø Melakukan Analisis Data
Beragam
data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan
mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu
sendiri. Bila penelitian ilmiah yang dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis
data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat kualitatif, maka
data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah
menjadi data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan
dan analisis data.
Ø Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada hakekatnya merumuskan hasil
penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan menjawab pertanyaan atau
rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang telah
dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan
interpretasi dan diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya
merupakan inti dari sebuah penelitian ilmiah.Pada penelitian ilmiah dengan
pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah hipotesis itu dinyatakan diterima
atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila hasil penelitian
mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa
demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi
sandaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
Ø Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan
Desiminasi
Seorang peneliti
yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil
penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan
langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah
seringkali telah dibakukan berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana
penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat dilakukan dalam bentuk seminar
atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting dilakukan agar
hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat
dipergunakan bila diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar